Peluncuran Xiaomi 17 Ultra kemarin memang mencuri banyak perhatian, tapi di balik sorotan flagship tersebut, Xiaomi diam-diam membawa satu perangkat lain yang tak kalah penting. Xiaomi Watch 5 resmi diperkenalkan sebagai generasi terbaru smartwatch mereka, sekaligus penanda bahwa Xiaomi kini ingin bermain lebih serius di ranah wearable premium.
Jika sebelumnya smartwatch Xiaomi identik dengan harga terjangkau dan fitur “cukup untuk sehari-hari”, Watch 5 datang dengan pendekatan berbeda. Jam pintar ini diposisikan bukan sekadar pelengkap ponsel, melainkan perangkat mandiri yang punya peran penting dalam ekosistem Xiaomi, mulai dari kesehatan, navigasi, hingga produktivitas.
Dengan harga yang sudah menembus angka dua ribu yuan, Xiaomi Watch 5 jelas tidak lagi membidik segmen entry-level. Pertanyaannya, apakah lonjakan fitur dan spesifikasi ini sepadan dengan harga yang ikut naik? Atau justru Watch 5 menjadi momen pembuktian apakah Xiaomi benar-benar siap bersaing dengan nama besar di kelas smartwatch premium?

Desain Premium yang Lebih Dewasa
Xiaomi Watch 5 tampil dengan bahasa desain yang terasa lebih matang dibanding pendahulunya. Bodi berbahan stainless steel memberi kesan kokoh dan elegan, memperkuat citra bahwa jam ini ditujukan untuk pengguna yang menginginkan tampilan profesional, bukan sekadar sporty.
Layarnya menggunakan panel AMOLED bundar berukuran 1,54 inci dengan resolusi 480 x 480 piksel. Tingkat kecerahan hingga 1.500 nit membuat layar tetap terbaca jelas di bawah sinar matahari, sesuatu yang cukup krusial untuk aktivitas luar ruangan. Namun, dengan ketebalan 12,3 mm dan bobot 56 gram tanpa strap, Watch 5 bukan smartwatch paling ringan di kelasnya.
Untuk sebagian pengguna, ukuran ini mungkin terasa sedikit berat jika dipakai seharian. Tapi bagi yang mengutamakan kesan solid dan premium, kompromi ini bisa dianggap wajar.
Performa Dual Chip, Janji Efisiensi dan Kecepatan
Salah satu daya tarik utama Xiaomi Watch 5 terletak pada penggunaan arsitektur dual chip. Xiaomi memadukan Snapdragon W5 untuk performa tinggi dengan chipset hemat daya Hengxuan 2800. Secara konsep, sistem ini memungkinkan smartwatch berpindah antara mode performa dan mode irit daya sesuai kebutuhan.
Pendekatan ini terdengar menjanjikan di atas kertas. Aktivitas berat seperti navigasi, penggunaan eSIM, atau pelacakan olahraga intens bisa ditangani chip utama, sementara tugas ringan sehari-hari diserahkan ke chip low power. Tantangannya tentu ada pada transisi antar mode, apakah benar-benar mulus atau justru terasa lambat di penggunaan nyata.
Xiaomi mengklaim daya tahan baterai bisa mencapai enam hari, angka yang cukup menarik untuk smartwatch dengan fitur selengkap ini. Meski begitu, daya tahan sesungguhnya tentu sangat bergantung pada pola penggunaan masing-masing pengguna.
Fitur Kesehatan dan Olahraga yang Semakin Ambisius
Dari sisi fitur, Xiaomi Watch 5 datang dengan paket yang sangat lengkap. Jam ini mendukung pemantauan detak jantung, kadar oksigen dalam darah, tingkat stres, kualitas tidur, hingga fitur ECG yang kini mulai menjadi standar di kelas atas.
Menariknya, sensor ECG di Watch 5 tidak hanya berfungsi untuk kesehatan. Xiaomi juga menghadirkan fitur navigasi berbasis gerakan otot tangan, sebuah pendekatan unik yang jarang ditemukan di smartwatch lain. Fitur ini memungkinkan interaksi tertentu tanpa harus menyentuh layar, meski efektivitasnya masih perlu dibuktikan dalam penggunaan sehari-hari.
Untuk aktivitas olahraga, tersedia lebih dari 150 mode, lengkap dengan peta offline berwarna untuk lari dan aktivitas outdoor. Fitur ini jelas menyasar pengguna aktif yang ingin jam pintar benar-benar mendukung gaya hidup mereka, bukan sekadar mencatat langkah.
Harga Naik, Target Pasar Berubah
Hal yang paling terasa berbeda dari Xiaomi Watch 5 adalah harganya. Varian dengan strap karet dibanderol 1.999 yuan atau sekitar Rp4,8 jutaan, sementara versi eSIM dengan strap kulit menembus 2.299 yuan atau sekitar Rp5,5 jutaan.
Di titik harga ini, Xiaomi Watch 5 tidak lagi berhadapan dengan sesama smartwatch murah, melainkan harus bersaing langsung dengan brand-brand besar yang sudah lebih dulu menguasai segmen premium. Ini menjadi pertaruhan besar bagi Xiaomi, karena ekspektasi pengguna di kelas harga tersebut juga jauh lebih tinggi, terutama soal stabilitas sistem, akurasi sensor, dan dukungan jangka panjang.
Ambisi Besar yang Perlu Dibuktikan
Xiaomi Watch 5 adalah sinyal kuat bahwa Xiaomi ingin naik kelas dan tidak lagi sekadar dikenal sebagai pemain “value for money”. Dengan desain premium, fitur kesehatan lengkap, dukungan eSIM, serta arsitektur dual chip, jam pintar ini menunjukkan ambisi besar untuk bersaing di level yang lebih tinggi.
Namun, seperti banyak wearable modern lainnya, keberhasilan Watch 5 tidak hanya ditentukan oleh spesifikasi. Konsistensi performa, akurasi data kesehatan, dan pengalaman penggunaan jangka panjang akan menjadi faktor penentu apakah smartwatch ini benar-benar layak dengan harga yang ditawarkan.
Bagi pengguna yang sudah nyaman dengan ekosistem Xiaomi dan menginginkan smartwatch yang lebih serius dari generasi sebelumnya, Watch 5 jelas menarik untuk dipertimbangkan. Tapi bagi yang masih ragu, menunggu ulasan penggunaan nyata mungkin jadi langkah paling bijak sebelum memutuskan untuk naik kelas bersama Xiaomi Watch 5.





