Kamu pengen lebih cepat nemuin akar masalah dan nggak cuma nutup gejala? Metode 5 Whys bisa bantu banget untuk meningkatkan kemampuan problem-solving kamu.
Teknik ini sederhana: tanya “mengapa” berulang kali sampai ketemu penyebab mendasar, lalu susun solusi yang beneran ngena.
Di artikel ini kami bakal jelasin langkah praktis, contoh yang gampang diikuti, dan tips supaya kamu bisa rutin pakai metode ini di kerjaan atau kehidupan sehari-hari.
Mengapa 5 Whys Bikin Kamu Lebih Jago Pecahin Masalah
Seringkali, ketika menghadapi masalah, kita cuma menanganinya di permukaan. Misalnya, kamu tiba-tiba telat kirim proyek, lalu solusi cepatnya cuma “oke, kerja lebih cepat besok”. Padahal, masalahnya bisa saja lebih dalam — misalnya manajemen waktu yang kurang baik, gangguan fokus, atau terlalu banyak distraksi. Akibatnya, masalah serupa bisa muncul lagi di masa depan.
Di sinilah metode 5 Whys jadi sangat berguna. Konsep ini sederhana tapi powerful: kamu cukup bertanya “Kenapa?” berulang kali sampai lima kali (atau lebih, tergantung kasus) untuk menggali akar penyebab suatu masalah.
Misalnya:
- Masalah: Aku telat kirim proyek. Kenapa? Karena aku terlalu lama mengerjakan bagian desain.
- Kenapa terlalu lama di bagian desain? Karena aku sering distraksi buka media sosial.
- Kenapa aku sering buka media sosial? Karena jadwal kerjaku tidak teratur dan nggak ada batasan waktu fokus.
- Kenapa jadwal kerjaku nggak teratur? Karena aku nggak mencatat deadline dan prioritas harian.
- Kenapa aku nggak mencatatnya? Karena aku belum terbiasa pakai sistem perencanaan harian seperti bullet journal atau task list.
Dari lima pertanyaan ini, kamu nggak cuma tahu gejala telat kirim proyek, tapi juga akar masalahnya: kurangnya perencanaan dan manajemen fokus. Dengan begitu, kamu bisa membuat solusi yang lebih tepat dan tahan lama, misalnya pakai bullet journal atau teknik deep work agar fokus terjaga.
Rutin pakai 5 Whys juga melatih kamu berpikir kritis. Kamu nggak lagi asal menebak atau bikin asumsi sementara. Kamu jadi terbiasa mencari hubungan sebab-akibat dan mengambil keputusan berdasarkan data atau fakta nyata. Efeknya, kemampuan problem-solving kamu meningkat, keputusan lebih efektif, dan kemungkinan masalah muncul kembali bisa diminimalisir.
Selain itu, metode ini bisa diterapkan nggak cuma di pekerjaan, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya: kenapa kamu sering telat olahraga? Kenapa tabungan nggak pernah nambah? Kenapa proyek personal nggak selesai? Setiap jawaban membuka insight baru yang mungkin nggak kamu sadari sebelumnya.
Langkah Gampang Mempraktikkan 5 Whys

Mulai dengan nyatet masalah secara singkat. Lalu tanya “mengapa” dan tulis jawaban pertama. Dari jawaban itu, ulangi tanya “mengapa” lagi sampai kamu sampai di akar masalah. Meski namanya 5 Whys, tidak wajib tepat lima kali; yang penting sampai ketemu akar yang bisa ditindaklanjuti. Pastikan setiap jawaban didukung bukti atau konfirmasi agar analisismu solid.
Contoh Praktis Agar Lebih Mudah
Misalnya kamu sering telat masuk kerja. Pertanyaan pertama: mengapa telat? Karena alarm dimatikan. Mengapa alarm dimatikan? Karena tidur terlalu larut. Mengapa tidur larut? Karena kebiasaan scrolling sampai larut.
Dari akar ini, solusinya bukan menyalakan alarm lebih kuat, tapi memperbaiki kebiasaan sebelum tidur. Contoh ini menunjukkan bagaimana 5 Whys membantu meningkatkan kemampuan problem-solving dengan menemukan solusi yang tepat sasaran.
Melibatkan Tim Untuk Hasil Lebih Baik
Kalau masalahnya di tim atau proses kerja, ajak orang terkait untuk diskusi 5 Whys. Perspektif lain sering membuka blind spot yang tidak kamu lihat sendiri. Diskusi kolaboratif juga bikin solusi lebih diterima saat implementasi karena semua pihak merasa dilibatkan.
Ini penting saat kamu ingin meningkatkan kemampuan problem-solving pada level tim, bukan cuma personal.
Cara Agar 5 Whys Tidak Jadi Ritual Kosong
Supaya 5 Whys efektif, hindari jawaban yang sekadar opini tanpa data. Selalu cek fakta atau tanya langsung pihak yang terlibat. Catat hasil analisis agar bisa dipakai lagi jika masalah serupa muncul. Selain itu, jangan ragu tanya “mengapa” lebih dari lima kali jika memang diperlukan; tujuan utama adalah menemukan akar yang jelas dan dapat diperbaiki.
Menggabungkan 5 Whys Dengan Alat Lain
Untuk masalah kompleks, kamu bisa gabungkan 5 Whys dengan alat seperti diagram sebab-akibat atau catatan timeline kejadian. Kombinasi ini membantu memvisualkan pola dan memperkaya analisis. Pendekatan multi-alat mempercepat proses menemukan akar dan meningkatkan kemampuan problem-solving secara menyeluruh.
Latihan Rutin Biar Skill Makin Tajam
Seperti skill lain, meningkatkan kemampuan problem-solving butuh latihan. Mulai dari masalah kecil sehari-hari lalu tingkatkan ke masalah yang lebih rumit. Biasakan menuliskan hasil 5 Whys dan review secara berkala untuk melihat pola yang muncul. Dengan konsistensi, kemampuan analisis kamu akan berkembang dan solusi yang dihasilkan makin tepat sasaran.
Pertanyaan Seputar Meningkatkan Kemampuan Problem-Solving
Berapa kali harus tanya “mengapa”?
Tidak harus selalu lima kali. Angka itu pedoman. Tanyakan sampai kamu sampai pada akar penyebab yang bisa ditindaklanjuti.
Apakah 5 Whys cocok untuk semua jenis masalah?
Cocok untuk banyak masalah terutama yang berkaitan proses. Untuk isu yang sangat kompleks, gabungkan dengan metode lain agar analisis lebih mendalam.
Bagaimana jika jawaban awal hanya asumsi?
Validasi dengan data atau diskusi singkat dengan pihak terkait. Hindari keputusan berdasarkan dugaan tanpa konfirmasi.
Perlukah melibatkan tim saat melakukan 5 Whys?
Sangat dianjurkan. Perspektif tim membantu mengurangi blind spot dan membuat solusi lebih komprehensif.
Seberapa sering harus berlatih teknis ini?
Latihan mingguan pada masalah kecil sudah cukup untuk membangun kebiasaan berpikir analitis yang kuat.
Mulai Praktik Hari Ini
Meningkatkan kemampuan problem-solving itu proses bertahap. Mulailah dari hal kecil dengan metode 5 Whys, catat hasilnya, dan ajak rekan kerja untuk diskusi bila perlu. Dengan latihan konsisten, cara berpikirmu akan berubah menjadi lebih analitis dan solusi yang kamu hasilkan lebih tepat sasaran. (*)





