Jumbo (2025): Ketika Duka dan Harapan Bertemu dalam Animasi yang Menyentuh

JUMBO FILM ANIMASI INDONESIA
JUMBO FILM ANIMASI INDONESIA

Temukan kehangatan dan makna mendalam di film Jumbo (2025), animasi Indonesia terbaru yang menceritakan perjuangan anak menghadapi kehilangan, perundungan, dan persahabatan. Simak review lengkapnya di sini!

“Kadang kehilangan nggak perlu suara. Tapi tetap terasa… dan meninggalkan jejak.”

Read More
JUMBO 2025
JUMBO 2025

Kalau kamu lagi cari tontonan yang bisa dinikmati bareng keluarga tapi tetap punya makna mendalam, Jumbo (2025) layak banget masuk watchlist kamu. Film animasi karya anak bangsa ini bukan sekadar hiburan ringan, yah. Di balik visual yang manis dan karakter-karakter lucunya, tersembunyi cerita tentang kehilangan, keberanian, dan tumbuh dalam luka yang nggak semua orang bisa pahami.

Tokoh utama film ini adalah Don, adalah anak berbadan besar yang sering diejek dengan sebutan “Jumbo.” Sejak kehilangan orang tuanya, Don tinggal bersama neneknya yang penuh kasih sayang. Tapi yang bikin hati kita hangat, Don tetap merasa dekat dengan orang tuanya lewat buku dongeng peninggalan mereka, yang berjudul Ksatria Gelembung.

Buku itu jadi penghubung antara kenangan dan harapan. Don bahkan ingin menampilkan cerita dari buku tersebut dalam lomba pertunjukan bakat. Tapi, seperti kisah petualangan yang baik, ada rintangan yang harus dihadapi, bukunya dicuri oleh Atta, teman sekolah yang sering merundungnya.

Di sinilah petualangan seru dimulai. Bersama sahabat-sahabatnya yang bernama Nurman dan Mae, Don mencoba mengambil kembali buku itu. Perjalanan mereka pun mempertemukan Don dengan Meri, sosok misterius yang juga punya luka dan pencarian sendiri. Dari sini, film ini berubah jadi kisah persahabatan, keberanian, dan penyembuhan yang dikemas dalam gaya animasi yang memikat.

Yang bikin Jumbo beda dari film animasi kebanyakan adalah sudut pandangnya. Cerita tentang kehilangan memang sudah sering diangkat dalam film, tapi kebanyakan dari sudut pandang orang dewasa. Jumbo justru mengajak kita masuk ke dunia anak-anak—di mana duka bisa muncul dalam diam, dan penyembuhannya bisa datang lewat dongeng, tawa, bahkan imajinasi.

Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, film anak Indonesia terbaru ini menunjukkan bahwa animasi bukan sekadar genre, tapi media bercerita yang sangat powerful. Ia berhasil membungkus emosi anak-anak dalam narasi yang relatable, baik untuk penonton muda maupun dewasa. Ryan juga memberi ruang pada tiap karakter untuk bertumbuh, bahkan tokoh perundung seperti Atta pun diberi latar belakang yang bikin kita akhirnya memahami kenapa ia bersikap seperti itu.

Nggak hanya menyentuh dari sisi cerita, animasi yang dihadirkan di film keluarga ini pun memanjakan mata. Warna-warna indah dan lembut, desain karakter yang ekspresif, dan detail kecil seperti tekstur kain atau cahaya matahari di gang sempit, semuanya dikerjakan dengan teliti. Nuansa Indonesia tahun 2000-an juga terasa kental, mulai dari permainan anak kampung, suasana 17 Agustusan, hingga makanan rumahan seperti nasi telur kecap  yang membangkitkan kenangan masa kecil.

Satu hal yang juga patut diapresiasi adalah bagaimana film ini mengangkat tema yang sulit seperti kehilangan tanpa menggurui. Tidak ada jawaban tunggal soal bagaimana menghadapi duka. Lewat Don dan teman-temannya, kita belajar bahwa setiap anak punya caranya sendiri untuk bertahan, entah lewat kreativitas, pertemanan, atau sekadar mengenang dengan tenang.

Dan tahu apa yang paling menyentuh? Buku dongeng peninggalan orang tua Don. Sebuah simbol kecil yang punya makna besar. Karena kadang, kenangan adalah satu-satunya jembatan yang membuat kita tetap merasa terhubung, meski seseorang telah tiada.

JUMBO 2025
JUMBO 2025

Dengan durasi 1 jam 42 menit, film animasi Indonesia terbaik. Jumbo bukan cuma film anak-anak biasa. Ini adalah karya dari lebih 420 kreator Indonesia yang layak dihargai karena keberaniannya membahas tema sensitif dengan cara yang hangat, sederhana, dan menyentuh. Cocok banget untuk ditonton saat momen Lebaran, bareng orang-orang terdekat yang mungkin juga sedang belajar berdamai dengan kehilangan.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. Mau nonton . Aku usahain weekend ini deh ama anak2. Dari gambar animasi nya aja aku udh suka mbaaa. Baguuuus deh, kliatan menarik. Malah ga nyangka kalo ini buatan kreator Indonesia . Banggaaaa ih kartun kita udh di tahap sebagus itu, ga kalah ama pixar dan disney.